PERENCANAAN KARIER
Pembahasan tentang perencanaan karier
dalam rangka manajemen sumber daya manusia bertitik tolak dari asumsi dasar
bahwa seseorang yang mulai bekerja setelah penempatan dalam suatu organisasi
akan terus bekerja untuk organisasi tersebut selama masa aktifnya hingga ia
memasuki usia pensiun.
Berbagai
pertanyaan yang logis dan wajar dalam kehidupan kekaryaannya seseorang yang
menyangkut karier dan prospek perkembangannya di masa depan berkisar pada :
1. Kemampuan,
pengetahuan dan keterampilan apa yang di tuntut oleh organisasi agar meraih
kemajuan dalam kariernya?
2. Sistem
promosi apa yang berlaku dalam organisasi : Apakah promosi berdasarkan prestasi
kerja, ataukah berdasarkan senioritas ataukah gabungan dari keduanya?
3. Jika
promosi menuntut pelatihan tambahan, apakah organisasi menyelenggarakan
pelatihan tersebut ataukah pekerja yang bersangkutan sendiri yang mencari
kesempatan untuk itu?
4. Apakah
promosi di masa depan menuntut keikutsertaan dalam program pengembangan yang
diselenggarakan oleh organisasi?
5. Sampai
sejauh mana faktor keberuntungan berperan dalam promosi seseorang dalam
organisasi?
6. Apakah
organisasi menganut kebijaksanaan “promosi orang dalam” atau membuka “pintu
masuk lateral” untuk berbagai kedudukan dan jabatan?
7. Mana
yang lebih penting : kemampuan kerja atau kesediaan beradaptasi terhadap
keinginan pejabat yang berwenang memutuskan promosi seseorang?
Jawaban terhadap berbagai pertanyaan
tersebut tergantung pada filsafat, kultur dan tradisi organisasi yang
bersangkutan.
Jika sesorang berbicara mengenai karier
dalam kehidupan organisasional, biasanya yang dimaksud ialah keseluruhan
pekerjaan yang dilakukan dan jabatan yang dipangku oleh seseorang selama dia
berkarya. Memang sukar menemukan suatu pola universal mengenai karier semua
orang karena yang terjadi sangat beraneka ragam.
Sehingga untuk mengetahui pola karier
yang terbuka baginya, seorang pekerja perlu memahami tiga hal, yaitu :
1. Sasaran
karier yang dalam arti tingkat kedudukan atau jabatan tertinggi apa yang
mungkin dicapai apabila ia mampu bekerja secara produktif, loyal kepada
organisasi, menunjukkan perilaku fungsional serta mampu tumbuh dan berkembang.
2.
Perencanaan karier dalam arti
keterlibatan seseorang dalam pemilihan jalur dan sasaran kariernya.
3. Kesediaan
mengambil langkah-langkah yang diperlukan dalam rangka pengembangan karier
sambil berkarya.
Agar
dapat menentukan jalur karier, tujuan karier dan pengembangan karier yang dapat
mereka tempuh, para pegawai perlu mempertimbangkan lima faktor, antara lain :
1. Perlakuan
yang adil dalam berkarier. Perlakuan yang adil itu hanya bisa terwujud apabila
kriteria promosi didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan yang obyektif,
rasional dan diketahui secara luas di kalangan pegawai.
2.
Keperdulian para atasan langsung. Para
pegawai pada umumnya mendambakan keterlibatan atasan langsung pada mereka,
seperti memberikan umpan balik kepada para pegawai tentang pelaksanaan tugas
masing-masing sehingga para pegawai tersebut mengetahui potensi yang perlu
dikembangkan dan kelemahan yang perlu diatasi.
3.
Informasi tentang berbagai peluang
promosi. Para pegawai umumnya mengharapkan untuk memiliki akses informasi
tentang berbagai peluang untuk dipromosikan.
4.
Minat untuk dipromosikan. Pendekatan yang
tepat digunakan dalam hal menumbuhkan minat para pekerja untuk pengembangan
karier ialah pendekatan yang fleksibel dan proaktif karena dengan pendekatan
tersebut bagian yang mengelola sumber daya manusia mengetahui keinginan setiap
pegawai dan menyesuaikan pengambilan langkah-langkah tertentu berdasarkan
keinginan yang individualistik tersebut.
5. Tingkat
kepuasan. Seseorang bisa “puas” karena mengetahui bahwa apa yang dicapainya itu
sudah merupakan hasil yang maksimal dan berusaha mencapai anak tangga yang lebih
tinggi akan merupakan usaha yang sia-sia karena mustahil untuk dicapai.
PERANAN BAGIAN KEPEGAWAIAN
Terdapat tiga kelompok orang dalam suatu
organisasi yang berkepentingan dan terlibat dalam perencanaan karier para
pegawai, yaitu para spesialis yang mengelola sumber daya manusia, para manajer
dan penyelia serta para pegawai yang bersangkutan sendiri.
Manfaat
yang dapat dipetik oleh organisasi jika banyak pegawai yang terlibat secara
aktif dalam pengembangan karier masing-masing, antara lain :
1. Pengembangan
karier memberikan petunjuk tentang siapa di antara para pekerja yang wajar dan
pantas untuk dipromosikan di masa depan dengan demikian suplai internal dapat
lebih terjamin.
2.
Perhatian yang lebih besar dari bagian
kepegawaian terhadap pengembangan karier para anggota organisasi menumuhkan
loyalitas yang lebih tinggi dan komitmen organisasional yang lebih besar di
kalangan pegawai.
3.
Para pegawai terdorong untuk
mengembangkan potensi tersebut untuk kemudian dibuktikan dalam pelaksanaan
pekerjaan dengan lebih efektif dan produktif dibarengi oleh perilaku positif
sehingga organisasi semakin mampu mencapai berbagai tujuan dan sasarannya.
4.
Perencanaan karier mendorong para
pekerja untuk tumbuh dan berkembang, tidak hanya secara mental intelektual,
akan tetapi juga dalam arti profesional.
5. Perencanaan
karier dapat mencegah terjadinya penumpukan tenaga-tenaga yang terhalang
pengembangan kariernya.
Dengan
sikap dan tindakan yang proaktif, bagian kepegawaian dapat membantu organisasi
mewujudkan berbagai manfaat diatas. Peranan bagian kepegawaian dapat dilakukan
dengan tiga cara, yaitu :
1. Menyelenggarakan
pendidikan tentang perencanaan karier seperti ceramah dari para eksekutif
organisasi tentang berbagai kebijaksanaan organisasi di bidang manajemen sumber
daya manusia serta melalui loka karya dan seminar dari para pekerja yang
dituntun dan dibantu menentukan sasaran kariernya, mengidentifikasikan jalur
karier yang mungkin ditempuhya, cara memanfaatkan berbagai peluang
mengembangkan karier serta memilih berbagai kegiatan pengembangan karier yang
mungkin dilakukannya.
2.
Penyebarluasan informasi tentang
berbagai kemungkinan pengembangan karier dalam organisasi untuk membantu para
karyawan menentukan tujuan, jalur dan pengembangan kariernya.
3.
Memberikan jasa konseling kepada para
pekerja. Dalam memberikan jasa konseling, ada dua hal harus dipertimbangkan,
yaitu mendorong seseorang melakukan penilaian terhadap diri sendiri dan
memperhitungkan perubahan yang sangat mungkin terjadi dilingkungannya dengan
dampak tertentu terhadap karier orang yang bersangkutan. Penanganan konseling
perlu dilakukan secara hati-hati. Sasarannya adalah agar para pegawai menyadari
pentingnya pengembangan diri guna menghadapi tantangan masa depan
PENGEMBANGAN KARIER
Suatu rencana karier yang telah dibuat
oleh seorang pekerja disertai oleh suatu tujuan karier yang wajar dan
realistik, rencana tersebut tidak akan menjadi kenyataan tanpa adanya
pengembangan karier yang sistematik dan programmatik.
Karena per definisi perencanaan, termasuk perencanaan karier adalah
keputusan yang diambil sekarang tentang hal-hal yang akan dikerjakan di masa
depan, berarti bahwa seseorang yang sudah menetapkan rencana kariernya, perlu
mengambil langkah-langkah tertentu guna mewujudkaan rencana tersebut.
Jika seseorang sudah siap memikul
tanggung jawab demikian, tujuh hal perlu mendapat perhatiannya :
1. Prestasi
kerja yang memuaskan. Pangkal tolak pengembangan karier seseorang adalah
prestasi kerjanya melakukan tugas yang dipercayakan kepadanya. Tanpa prestasi
kerja yang memuaskan sulit bagi seorang pekerja untuk dipromosikan oleh
atasannya ke jabatan yang lebih tinggi.
2.
Pengenalan oleh pihak lain. Untuk
mengetahui layak tidaknya seseorang dipromosikan, pimpinan bagian kepegawaian
dan atasannya langsung perlu mengetahui kemampuan dan prestasi kerja pegawai
yang ingin merealisasikan rencana kariernya. Sehingga sikap yang lebih tepat
yang dilakukan oleh seorang pegawai ialah merendah tetapi dengan prestasi kerja
yang memuaskan, berpenampilan menarik simpati orang lain, akan semakin dihargai
apabila mereka bersedia dan siap terlibat dalam berbagai kegiatan organisasi
yang sebenarnya berada di luar tuntutan tugas pokoknya serta melakukan tindakan
yang dapat menumbuhkan kesan positif tentang dirinya.
3.
Kesetiaan organisasi. Selama seseorang
berkarya dalam suatu organisasi, selama itu pula ia berkewajiban menunjukkan
loyalitasnya kepada organisasi tersebut. Karena seorang pegawai harus
membuktikan kesetiaannya kepada organisasi agar tersedia kesempatan baginya
untuk meniti karier secara mantap.
4.
Pemanfaatan mentor dan sponsor. Apabila
ada orang lain dalam organisasi yang memberi nasihat kepada seorang pegawai
dalam usaha meniti karier, mereka itulah yang berperan sebagai mentor. Seorang
mentor berperan untuk memberikan bantuan kepada seseorang baik dalam bentuk
informasi, nasihat maupun pandangan mengenai cara pengembangan karier yang
tepat untuk ditempuh oleh pekerja yang bersangkutan. Hubungan seseorang dengan
para mentor perlu dipupuk dan dipelihara sebaik-baiknya karena kemungkinan para
mentor itu bersedia menjadi sponsor baginya. Seorang sponsor adalah seseorang
yang bersedia mencalonkan pegawai yang bersangkutan untuk mengikuti program
pengembangan karier tertentuyang diselenggarakan oleh organisasi.
5.
Dukungan para bawahan. Bagi mereka yang
sudah menduduki posisi manajerial tertentu dan mempunyai rencana kariernya yang
ingin diwujudkan, dukungan para bawahan dapat sangat membantu. Dalam usaha
memperoleh dukungan para bawahannya seorang manajer perlu memperhatikan dua
hal, yaitu :
a) Loyalitas
bawahan kepada manajer yang bersangkutan hanya mungkin diperoleh apabila
manajer tersebut loyal pula kepada para bawahannya.
b) Pengembangan
kariernya harus juga berakibat pada pengembangan karier para bawahan tersebut
6.
Pemanfaatan kesempatan untuk bertumbuh.
Tanggung jawab dalam mengembangkan karier terletak pada pegawai yang
bersangkutan apakah akan memanfaatkan berbagai kesempatan mengembangkan diri
sendiri atau tidak. Berbagai kesempatan tersebut, seperti keikutsertaan dalam
program pelatihan, melanjutka pendidikan di luar jam kerja atau berusaha supaya
dialihtugaskan, apabila sukarela dimanfaatkan akan berakibat secara positif dan
akan dipandang oleh berbagai berbagai pihak lain sebagai manifestasi keinginan
yang bersangkutan untuk bertumbuh dan berkembang.
7. Berhenti
atas permintaan dan kemauan sendiri. Dalam banyak hal berhenti atas kemauan dan
permintaan sendiri mungkin pula merupakan salah satu cara terbaik untuk
mewujudkan rencana karier seseorang. Artinya bukanlah hal yang mustahil bahwa
dalam suatu organisasi jenjang karier yang mungkin dinaiki demikian terbatasnya
sehingga jalan yang mungkin dilalui menjadi sangat terbatas. Dalam situasi
demikian pertanyaan mengenai loyalitas dan etika selalu timbul karena dengan
menempuh cara berhenti atas kemauan dan permintaan sendiri sebagai cara
mengembangkan karier di organisasi lain dapat diinterpretasikan sebagai
tindakan yang sifatnya ego-sentris karena yang diuntungkan hanyalah pegawai
yang bersangkutan sendiri sedangkan organisasi yang ditinggalkannya menderita
kerugian.
Dukungan Bagian Kepegawaian
Persepsi seorang pekerja tentang
kemungkinan meniti karier dalam suatu organisasi akan sangat diwarnai oleh
pandangan sampai sejauh mana kebutuhan dan kepentingan pribadinya itu akan
terpenuhi. Persepsi itu menjadi dasar keputusan seseorang apakah akan terus
berkarya ataukah pindah ke organisasi lain yang diperhitungkan akan lebih
terjamin. Kenyataan ini lah yang mengharuskan bagian kepegawaian bersikap
proaktif dalam pengembangan karier para anggota organisasi.
Dengan
sikap yang proaktif tersebut, bagian kepegawaian akan dapat mencapai paling
sedikit lima sasaran, yaitu :
a. Membantu
para pegawai dalam pengembangan karier masing-masing yang pada gilirannya
menumbuhkan loyalitas karena merasa dibantu oleh organisasi meraih kemajuan
dalam kariernya yang biasanya mengurangi keinginan pindah ke tempat pekerjaan
yang lain.
b.
Tersedianya sekelompok pegawai yang
memiliki potensi dan kemampuan untuk dipromosikan di masa yang akan datang.
c.
Membantu para pelatih mengidentifikasikan
kebutuhan para pegawai dalam pelatihan dan pengembangan tertentu.
d.
Perbaikan dalam prestasi kerja,
peningkatan loyalitas dan penumbuhan motivasi di kalangan para pegawai.
e. Meningkatkan
produktivitas dan mutu kekaryaan para pegawai.
Tercapainya berbagai sasaran tersebut
tidak hanya menguntungkan para pegawai sendiri, tetapi juga organisasi yang
bersangkutan.
Agar berbagai sasaran tersebut tercapai,
para manajer mutlak perlu memberikan dukungan kepada program yang
diselenggarakanoleh bagian kepegawaian dan bidang pendidikan dan pelatihan.
Tanpa dukungan para manajer para bawahan akan merasa bahwa para manajer atasan
hanya “berbasa-basi” mengenai pengembangan karier para bawahannya. Apabila
mereka mempunyai persepsi demikian, dua kemungkinan terjadi, yaitu kurang
adanya usaha para pekerja untuk meningkatkan produktivitas kerja dan atas
prakarsa sendiri para pegawai mengembangkan kariernya dan setelah memiliki
pengetahuan, keterampilan dan kemampuan baru mereka akan mengajukan permohonan
berhenti dan pindah ke organisasi yang lain.
Dilihat dari sudut pandang para pegawai,
segi penting lainnya dari perencanaan karier adalah sistem umpan balik. Sistem
umpan balik tersebut sangat penting karena dengan demikian para pegawai :
a. Mengetahui
mengapa mereka tidak terpilih untuk menduduki jabatan yang lebih tinggi.
b.
Memperoleh petunjuk tentang tindakan
pengembangan apa yang perlu mereka ambil, meskipun dengan penekanan bahwa
mengambil tindakan pengembangan tertentu tidak dengan sendirinya selalu
berakibat pada promosi.
c.
Memperoleh jaminan bahwa tetap terbuka
kemungkinan bagi mereka untuk dipertimbangkan memperoleh promosi.
d.
Yakin bahwa usaha pengembangan kariernya
tidak sia-sia meskipun jerih payahnya itu belum segera membuahkan hasil yang
diharapkan karena berbagai pertimbangan yang obyektif.
e. Terdorong
untuk meningkatkan prestasi kerja disertai sikap dan perilaku positif dalam
kehidupan organisasionalnya.
Agar
semuanya itu terwujud, para pegawai harus yakin bahwa penilaian atas prestasi
kerja mereka dilakukan berdasarkan kriteria yang jelas dan rasional serta
diterapkan secara obyektif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar